Haul Gus Dur

Muhammad Nur Taufiq, Alumni PKP NU IV PC LTN NU Bondowoso, (Foto : Tim Kreatif) 
H
Hujan akhir Desember itu
masih terasa berlinang 
Ada rindu sedang berziarah 
Seperti ada tamu datang 
Menyiram gelisah
A
Aku di antara pemetik hikmah 
Dari sebuah kepulangan 
Kesadaran-kesadaran tergugah 
Mendengar nasihat menggetarkan dari sebuah kematian
U
Untaian keharuman munajat 
Berpacu dari berbagai arah 
Untaian keluhuran wasiat 
Terpahat rapi dalam rangkuman sejarah
L
Lamat-lamat terdengar sebuah kelalakar
Mendidik suasana gusar terasa segar

Baca juga :
G
Gitu saja kok repot! tutur Gusdur dengan wajah berseri-seri 
Senyumnya manis menyiram api membakar ke sana ke mari
U
Usia cahaya masih benderang 
Memasuki ruang demi ruang 
Terus berenang menyingkap gelap hingga hilang
S
Serangkai kisah, petuah, hingga uswah 
Menguatkan keyakinan jangan mudah patah 
Perjuangan menyelamatkan manusia dan kemanusiaan
Harus senantiasa dikibarkan 
Meski harus dilengserkan 
"Tidak ada jabatan yang layak dipertahankan mati-matian!" ucap suara semilir meyakinkan 
Jangan sampai perang menelan korban

D
Dalam kesendirian dan kerinduan 
Kearifan demi kearifan ditularkan 
Menjadi bekal menyikapi perbedaan
U
Untukmu wahai guru bangsa 
Yang merangkul segenap warna tanpa sisa
Hingga ajal datang menjemput tanpa terasa
Meski kami tersiksa melepasmu terpaksa 
R
Rangkullah berwarna arus dalam rahim lautan 
Maka keluasan dan kedalaman 
akan menjinakan pertikaian
Bukankah perbedaan adalah rahmat
Siapa yang sebenarnya berhianat?


Penulis : Muhammad Nur Taufiq, Alumni PKP NU IV PC LTN NU Bondowoso. 
Editor : Gufron

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN