Gelar Peringatan Harlah NU ke-98, MWC NU Wonosari Adakan Pelantikan Ranting NU Se-Kecamatan Wonosari

Pelantikan Ranting NU Se-Kecamatan Wonosari
Usai membentuk Ranting NU di Kecamatan Wonosari, MWC NU Wonosari menggelar Peringatan Harlah NU ke-98 dan Pelantikan Ranting NU se-Kecamatan Wonosari di halaman kantor MWC NU Wonosari, Kamis (01/04).

Kegiatan tersebut oleh MWC NU Wonosari sengaja dilaksanakan lebih cepat karena beberapa alasan. Salah satunya, Musyawarah Ranting (Musran) NU se-Kecamatan Wonosari sudah dilaksanakan.

"Kalau SK-nya terlalu lama dari Musran, khawatir semangat para Pengurus Ranting NU di Wonosari berkurang," ucap Ketua Panitia, Ust. Zubandi, dalam sambutannya.

Camat Wonosari, Bapak Subagio yang turut hadir dalam kegiatan tersebut juga menyampaikan bahwa pelaksanaan Peringatan Harlah NU ke-98 akan menjadi wasilah bagi masyarakat Indonesia, khususnya warga NU.

"Dari persaudaraan yang kita kuatkan melalui kegiatan hari ini, Indonesia akan tangguh," ungkapnya.

Baca Juga :

Suasana peringatan Harlah NU ke-98 dan pelantikan Pengurus Ranting NU di Halaman Kantor MWC NU Wonosari
Dengan dibentuknya Ranting NU di desa-desa Kecamatan Wonosari, Camat Wonosari berharap Pengurus Ranting NU lebih baik ke depannya.

"Apa yang baik tetap dipertahankan dan semoga yang sudah baik menjadi lebih baik ke depannya," pungkasnya.

Kegiatan tersebut tidak hanya dihadiri oleh Pengurus MWC dan Ranting NU se-Kecamatan Wonosari, turut hadir juga MUSPIKA Wonosari dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bondowoso yang sekaligus melantik Pengurus Ranting NU se-Kecamatan Wonosari. 

Dalam hal ini, Pengurus Ranting NU se-Kecamatan Wonosari dilantik langsung oleh Rois Syuriyah PCNU Bondowoso, KH. Asy'ari Fasya, Lc didampingi oleh Ketua MWC NU Wonosari.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Banom NU seperti IPNU-IPPNU, GP Ansor, Fatayat, Muslimat, Pagar Nusa, Banser, dan ISNU.

Selain Peringatan Harlah NU ke-98 dikemas dengan Pelantikan Ranting NU se-Kecamatan Wonosari, kegiatan tersebut juga dikemas dengan santunan anak yatim bekerja sama dengan BMT NU Jawa Timur Cabang Wonosari.

Santunan anak yatim pada acara pelantikan Pengurus Ranting NU se-Kecamatan Wonosari
"Ini bukti bahwa NU Wonosari tidak hanya bisa meminta melainkan juga bisa memberi," jelas Ketua MWC NU Wonosari, Ust. Abdul Wasik.

Lebih lanjut, Wasik berharap pasca kegiatan tersebut kegiatan-kegiatan NU lebih dihidupkan kembali di Kecamatan Wonosari.

"Banyak yang bertanya NU kemana selama ini. Oleh karena itu, saya harap semangat Pengurus Ranting NU Kecamatan Wonosari yang sudah dilantik barusan bisa membuktikan bahwa NU ada di Wonosari dengan segala kegiatannya, seperti Lailatul Ijtima' dan sebagainya," harapnya.

Wakil Ketua PCNU Bondowoso, KH. Mas'ud Ali juga menyampaikan beberapa alasan mengapa harus ber-NU dalam sambutannya. Salah satunya, menurut KH. Mas'ud Ali, karena NU secara konsisten memperjuangkan akidah Ahlussunnah Wal Jama'ah sebagaimana diajarkan oleh guru-guru di pondok pesantren.

"Oleh karena itu, NU dan pesantren adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan," jelasnya.

Lebih lanjut, KH. Mas'ud menjelaskan dawuh KH. As'ad Syamsul Arifin bahwa NU tidak dikatakan NU jika tanpa ulama.

"Kita harus selalu menjalin hubungan yang baik dengan pondok pesantren karena di dalamnya ada ulama. NU hanya sebagai penggerak kegiatan-kegiatan Ahlussunnah Wal Jama'ah yang sudah diajarkan oleh kiai-kiai di pondok pesantren," tegasnya.

Walaupun NU sangat erat kaitannya dengan pondok pesantren, KH. Mas'ud menghimbau untuk tidak salah pilih dalam memilih pesantren.

"Banyak sekarang pesantren bermunculan dengan paham yang berbeda-beda. Para kader harus bisa membentengi diri, keluarga dan masyarakat dari paham yang tidak sesuai dengan ajaran guru-guru kita," himbaunya.

Mengenai kepengurusan di NU, KH. Mas'ud menerangkan kepada kader NU untuk tidak mempersoalkan urusan jabatan. Baik yang sudah masuk di struktur mau pun yang tidak.

"Kader tetap harus berkhidmat pada NU walaupun tidak memiliki jabatan di NU, karena kualitas pengabdian kita pada NU tidak ditentukan oleh jenjang kepengurusan melainkan ditentukan oleh ketulusan kita mengabdi pada NU," lugasnya.

Di penghujung sambutannya, KH. Mas'ud berdoa semoga kader yang mempunyai kesempatan menjadi Pengurus Ranting NU Kecamatan Wonosari diakui sebagai santri muassis NU.

Sebelum kegiatan tersebut diakhiri dengan pembacaan shalawat nabi bil qiyam dan doa, Drs. KH. Muhammad Hasyim Shonhaji, M.HI yang menjadi penceramah dalam kegiatan tersebut menegaskan pada Pengurus Ranting NU yang baru saja dilantik untuk tidak sakit hati karena berada di tingkatan bawah sebab muassis NU tidak memandang hal itu.

"Muassis NU memandang santrinya bukan karena level kepengurusannya melainkan pengabdiannya atau yang ngopeni NU," ungkapnya.

Drs. Muhammad Hasyim Shonhaji juga membeberkan, "Kalau akidahnya Asy'ariyah atau Maturidiyah, fiqihnya salah satu madzhab yang empat, tasawwufnya Imam Ghazali, maka mereka adalah saudara kita," pungkasnya. (*)


Penulis : Muhlas

Editor : Haris

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN