Kultum Ramadan 8, Hakikat Puasa Menggapai Kualitas Ketaqwaan

Flayer Kultum Ramadan dengan Narasumber Lora Miftahus Surur, S.E. Sy. M.H
Ini adalah bulan puasa bulan Ramadan dimana kita semua berpuasa. Al-quran menyebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 183 bahwa tujuan utama berpuasa adalah untuk mencapai ketaqwaan. 

Allah berfirman : 

يآأيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون.

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan bagi kalian dan umat umat sebelum kalian untuk berpuasa agar kalian dapat mencapai ketaqwaan

Ayat al-quran yang terlampir diatas menyebutkan bahwa tujuan utama berpuasa adalah untuk mencapai ketakwaan. Maka, jika puasa ini dilaksanakan dengan penuh khidmat dan seksama. Tentu, ketakwaan akan semakin meningkat dan menjadikan diri lebih baik lagi untuk meninggalkan hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Imam ghazali mengatakan, bahwa puasa memiliki dua unsur yang sangat penting. Unusr yang pertama adalah bahwa puasa itu menahan diri. belajar untuk menahan diri dari segala keinginan. yang kedua puasa adalah untuk menaklukkan hawa nafsu yang merupakan kan musuh pada diri manusia. yang maksudnya menaklukan setan karena setan adalah musuh yang nyata bagi umat manusia. 

Baca Juga :

Maka kemudian, dengan rangkaian ibadah seperti ini diharapkan manusia dapat menyempurnakan hubungan dirinya dengan Allah SWT. Dalam bentuk ketakwaan, melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. 

Kedua, menyempurnakan hubungan, Membangun hubungan sesama hubungan yaitu hubungan sosial dan juga hubungan untuk berbuat kebaikan kepada sesama manusia. Bukan Ramadan tidak hanya diwarnai menahan makan, menahan minum dan menahan segalahawa nafsu. 

Akan tetapi puasa juga diwarnai dengan bagaimana kita dapat merasakan, dapat menyadari dan memiliki kepekaan sosial kepada saudara-saudara kita. Yang lapar karena tidak memiliki makanan sedikitpun. 

Oleh karena itu bulan Ramadan ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam senantiasa menganjurkan para sahabat-sahabatnya menganjurkan umat Islam untuk saling berbagi untuk memberi makan kepada saudara yang membutuhkan. 

beliau bersabda, yang artinya "barangsiapa memberikan makan kepada orang yang berpuasa, maka dia memiliki pahala yang sama seperti orang yang berpuasa itu". Anjuran ini adalah anjuran agar kita menjadi orang yang dermawan. Untuk memberikan sebagian yang kita miliki kepada orang lain yang membutuhkan. 

Tidak hanya dalam hal anjuran, Rasulullah SAW juga dalam memberikan sanksi yang berhubungan dengan puasa Ramadan. Selalu sanksi yang berupa untuk menyedekahkan sebagian harta yang kita miliki kepada orang lain. Misalnya, orang yang sudah tua Renta tidak lagi mampu untuk berpuasa. 

Maka, Islam dan syariat menetapkan bagi mereka kebolehan meninggalkan puasa. Dengan syarat diganti dengan membayar fidyah. Yaitu memberikan makanan pokok dalam sehari dalam ukuran tertentu kepada fakir miskin. 

Kemudian, juga Ibu hamil atau menyusui yang tidak berpuasa. karena khawatirkan kesehatannya. maka, selain wajib mengqada' juga wajib membayar Fidyah kepada fakir miskin. 

Demikian juga, orang yang melanggar aturan dengan melakukan seksual dengan istrinya pada siang hari bulan Ramadan. mereka juga dituntut untuk membayar kaffarat. di antara kafarat itu adalah memberi makan kepada enam puluh orang miskin.

Ibnu Abbas berkata, bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang sangat dermawan. Tetapi, kedermawanan beliau sangat terlihat apabila sudah masuk bulan Romadan. itu adalah bentuk-bentuk riwayat yang menunjukkan bahwa puasa Ramadan tidak hanya dalam hal hubungan spritual dengan Allah swt. Tetapi juga untuk membangun hubungan sosial sesama manusia. 

Sebagian ulama juga membagi puasa menjadi beberapa tingkatan. Puasa bisa jadi adalah puasa yang hanya sekedar puasa, menahan makan dan menahan dahaga. Tetapi, sebagian juga menyebutkan bahwa puasa yang sebenarnya puasa yang Hakiki adalah menjaga diri dari segala sesuatu, menjaga nafsu dari segala keinginan. itu adalah makna puasa sangat tinggi. 

Rasul juga pernah bersabda, betapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya. melainkan hanya rasa lapar dan dahaga. Hadist ini mengingatkan kepada kita, bahwa tujuan puasa bahwa ibadah puasa yang kita lakukan jangan sampai tersia-siakan. hanya dengan sekedar menahan makan menahan lapar dan dahaga. 

Kita harus belajar dan mampu untuk menjaga diri dari segala sesuatu. Dari sifat-sifat keburukan dan sifat yang tercela yang dapat merusak pahala puasa. Seperti berbohong, mengumpat atau mengejek orang lain dan berghibah atau membicarakan keburukan orang lain. 

Semoga kita menjadi hamba yang bisa berpuasa dan yang mampu berpuasa menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa dan juga menjaga diri dari sifat yang tercela. 

Saksikan selengkapnya siaran langsung di Channel You Tube Harokah Official


Transkriptor : Haris

Editor : Gufron

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN