Gaza Hayya 3: Kisah Penuh Rindu, Luka, dan Harapan dari Tanah yang Terluka
Di tengah gemuruh film-film penuh efek visual dan aksi tanpa henti, sebuah film hadir dengan ketenangan yang menusuk bukan lewat dentuman suara, tetapi melalui suara lirih seorang anak yang merindukan pelukan ayahnya dan tanah kelahirannya yang porak-poranda. Film Gaza Hayya 3, garapan sutradara Jastis Arimba, bukan sekadar tontonan, tetapi adalah renungan. Tayang mulai 12 Juni 2025 di seluruh bioskop Indonesia, film ini menawarkan drama keluarga yang membalut luka geopolitik dengan kelembutan kasih sayang.
Berkisah tentang Abdullah Gaza, seorang anak yatim piatu yang harus menata ulang hidupnya setelah sang ayah seorang relawan kemanusiaan gugur dalam misi kemanusiaan di Palestina. Gaza, yang dititipkan di sebuah rumah panti asuhan milik Ustazah Dewi dan adiknya Rafah Shafira, menjalani kehidupan barunya dengan kesedihan yang tak pernah benar-benar hilang. Namun, pertemuannya dengan Hayya, gadis kecil asal Palestina yang juga tinggal di panti, perlahan mengubah segalanya.
Dinamika hubungan Gaza dan Hayya menjadi jantung emosional dalam film ini. Bayangkan dua anak kecil, terlempar oleh nasib dari dua dunia yang hancur, saling mengisi kekosongan dalam diri masing-masing. Gaza, dengan nama yang menyerupai tanah kelahiran Hayya, seperti menjadi “tanah baru” yang membawa kehangatan di tengah dinginnya trauma. Sementara Hayya, dengan matanya yang masih menyimpan horor genosida di Palestina, menemukan kedamaian pada kehadiran Gaza. Keduanya menjelma menjadi simbol harapan meski kecil, tapi tak bisa dipadamkan.
Keunikan Gaza Hayya 3 terletak pada keberhasilannya menggabungkan konflik besar dunia dengan cerita mikro yang sangat personal. Kita tidak disuguhi statistik, senjata, atau perdebatan politik, melainkan mimpi anak-anak yang sederhana: bermain, memiliki keluarga, dan merasa aman. Inilah yang membuat film ini begitu menyentuh. Dalam dunia yang makin bising, Gaza Hayya 3 berbicara dengan bisikan yang dalam: apa arti rumah? Apa arti kehilangan yang tak bisa ditangisi lagi?
Tak hanya dari sisi cerita, kekuatan film ini juga terletak pada penampilan para aktornya. Cut Syifa tampil memukau sebagai Rafah Shafira, figur dewasa yang keibuan dan protektif. Azamy Syauqy, yang memerankan Abdullah Gaza, menunjukkan kematangan emosi luar biasa untuk aktor seusianya. Sedangkan Amna Shahab sebagai Hayya adalah potret luka yang hidup ekspresi wajahnya, diamnya, dan air matanya tak membutuhkan banyak dialog untuk membuat penonton ikut merasakannya.
Penulis naskah seperti Asma Nadia dan Hayati Ayatillah, yang dikenal dengan karya-karya bernuansa spiritual dan psikologis, berhasil menyelipkan pesan moral tanpa terkesan menggurui. Mereka memperlihatkan bahwa bahkan dalam keterpurukan paling dalam, kasih sayang dan ketulusan bisa menjadi jembatan menuju harapan. Ditambah sentuhan visual dan sinematografi yang sederhana namun efektif, film ini sangat cocok ditonton bagi penikmat kisah bermakna dan penuh renungan.
Kejutan hadir di pertengahan film ketika ancaman baru muncul. Cerita yang awalnya tenang berubah menegangkan, mengingatkan kita bahwa hidup anak-anak seperti Gaza dan Hayya bukanlah kisah dongeng. Ketegangan itu tidak dibuat buat ia lahir dari kenyataan bahwa kedamaian bisa kapan saja diganggu. Tanpa mengumbar kekerasan eksplisit, film ini berhasil membangun suasana horor emosional yang lebih mengena dari sekadar letupan peluru.
Menonton Gaza Hayya 3 bukan hanya soal menyaksikan cerita, tetapi ikut merasakan denyut kehidupan dari mereka yang sering terpinggirkan. Film ini mengajak kita merenung, menengok dunia dari sudut pandang anak-anak yang tak pernah memilih lahir di tengah konflik. Karena itu, jika Anda ingin merasakan film yang menggugah jiwa dan berbeda dari kebanyakan film keluarga, Gaza Hayya 3 layak untuk masuk dalam daftar wajib tonton bulan ini. Cek segera jadwal bioskop terdekat di kota Anda agar tak ketinggalan.
Apalagi dengan banyaknya pilihan film yang hadir setiap pekan, pastikan Anda tak melewatkan film ini dengan mengecek jadwal bioskop hari ini untuk memastikan jam tayang paling sesuai. Percayalah, Gaza Hayya 3 bukan hanya akan membuat Anda meneteskan air mata, tetapi juga membuka mata dan hati. Sebab kisah Gaza dan Hayya bukan sekadar fiksi, tetapi cerminan kehidupan nyata anak-anak yang kehilangan segalanya, kecuali harapan.
Penulis : Hairul
Editor : Um