Cinta Muslimat NU pada Bangsa

Suasana Maulid Nabi Oleh PC Muslimat NU Bondowoso di Graha NU Kotakulon Bondowoso. Ahad (15/11) 
Auditorium Graha NU dengan kapasitas seribuan orang lebih yang terletak di jalan MT Haryono Nomor 44, Kotakulon Bondowoso itu bergema, membahana. Tepuk tangan riuh terdengar dari ibu-ibu Muslimat NU yang mendengarkan sambutan Hj Mustakmilah, Ketua PC Muslimat NU Bondowoso

“Bila teman membuatmu terluka. Bila kekasih membuatmu kecewa. Bila Corona membuatmu merana. Tapi yakinlah, Muslimat NU selalu datang membawa cinta”, ucap Hj Mustakmilah, Ketua PC Muslimat NU Bondowoso, disambut tepuk tangan dan sorak sorai ibu-ibu Muslimat NU pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW, Ahad (15/11).

Pada kesempatan itu, Hj Mustamilah juga memberikan semangat kepada seluruh anggotanya, agar terus berkhidmat dan berbakti kepada masyarakat, dengan mengutip pernyataan Ketua Umum PP Muslimat NU, Hj Khofifah Indar Parawansa, yang pada 11 November 2020 menerima penghargaan Bintang Maha Putra dari Presiden Joko Widodo: “Ini adalah sebagian kecil bakti saya kepada masyarakat,” begitu pernyataan Hj Khofifah, agar seluruh anggota Muslimat NU meniru semangat Ibu Khofifah.

“Ini harus kita contoh. Program-program dilaksanakan, agenda kegiatan muslimat dilaksanakan dengan baik,” ucap Hj Mustakmilah. 

Hj Mustakmilah merasa bangga atas kekompakan ibu-ibu dalam berkhidmat di Muslimat NU, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT dan ridho dari para Muassis Jam’iyah NU.

“Karena kita tidak tahu, amalan mana yang dicatat sebagai kebaikan yang bernilai pahala di sisi Allah SWT, ataukah amalan yang kita kerjakan untuk NU hanyalah formalitas saja. Makanya, bangun keikhlasan dalam pelayanan kepada masyarakat. Banyak sekali bentuk-bentuk pelayanan kepada masyarakat yang dapat dilakukan oleh para Muslimat NU, seperti merawat jenazah, dan lainnya. Marilah kita berlomba-lomba menuju kebaikan. Fastabiqul khoirot,”ucap Hj Mustakmilah penuh semangat.

Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Bondowoso KH Dr Mas’ud Ali yang hadir memberikan semangat kepada jama’ah, agar betul-betul mencintai Rasulullah SAW. 

“Wujud cinta Kepada Rasulullah bisa dengan berbagai cara, termasuk hadir pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Kalau tidak cinta tidak mungkin hadir. Apalagi saat ini, ada kelompok lain yang membid’ahkan Maulid Nabi. Empat Belas abad yang silam, Rasulullah dilahirkan untuk membawa risalah Islam. NU dibentuk oleh para kiai dalam rangka mengamalkan ajaran yang dibawa Rasulullah SAW. Menjadi pengurus NU, menjadi pengurus Muslimat NU, merupakan bentuk penghormatan, bentuk kemuliaan dalam rangka mengawal misi diutusnya Rasulullah SAW. Oleh karena itu, struktur Muslimat NU harus diperkuat di semua tingkatan,” tutur Kiai Mas’ud.

“Saya diundang ke suatu tempat terpencil yang tidak bisa dilewati mobil. Siapa yang akan membimbing mereka dalam hal agama, kalau bukan kita. Masyarakat seperti ini sangat membutuhkan bimbingan kita. Bisa kita adakan Muludan, shalawatan, diba’an. Jangan mendengarkan kelompok lain yang tidak mau Muludan”, lanjuta kiai muda bergelar Doktor ini. 

Di akhir sambutannya, Kiai Mas’ud memberikan support kepada Muslimat NU. “Semoga Muslimat NU semakin kuat, semakin jaya. Kalau muslimatnya kuat, maka Indonesia akan kuat. Harus bangga menjadi pengurus Muslimat NU, karena kita diapit oleh para muassis NU,” pungkasnya. 

Hikmah Maulid selanjutnya disampaikan KH. Mahsun Sumberwringin. Beliau mengawali ceramahnya dengan membaca sholawat yang dirangkai dengan syair. “Islam agamanya NU. Ikut Paham Ahlussunnah wal Jamaa’ah. Qur’an Hadits Ijma’ Qiyas pedomannya”. Begitu syair beliau mengiringi sholawat yang dibaca bersama-sama dengan para hadirin dan undangan. 

Kiai Mahsun lantas menjelaskan dua khasiat atau manfaat bermaulid yang terdapat dalam kitab Al Anwar. 

Pertama, orang bermaulid akan diberikan kesejahteraan baik itu keluarganya, ekonominya selama satu tahun penuh sampai bulan Maulid berikutnya. 

“Apresiasi cinta kepada Nabi bisa dengan cara bershadaqah, membaca shalawat, membuat puisi atau prosa sanjungan kepada Rasulullah SAW. Mengapakah diadakan Maulid? Karena Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang agung, manusia yang suci, bersih, dan semua jasad Nabi itu suci. Buktinya? Hadits Nabi dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi bermalam di rumah Ummu Aiman pengasuh Nabi SAW. Pada malam hari Nabi SAW buang air seni di sebuah wadah yang berada di ujung pintu (waktu itu tidak ada kamar mandi). Sedangkan malam itu persediaan air di rumah Ummu Aiman tidak ada. Kemudian secara tidak sengaja Ummu Aiman meminum air yang berada di wadah tersebut, karena air tersebut harum baunya. Keesokan harinya, Rasulullah meminta Ummu Aiman untuk membuang air seni beliau. Dengan wajah pucat dan gemetar, Ummu Aiman menjelaskan bahwa ia telah meminum air tersebut, karena ia tidak tahu kalau itu adalah air seni Rasulullah SAW, sebab baunya sangat harum. Dawuh Rosulullah kepada Ummu Aiman, ‘Karena kamu telah terlanjur meminum air seni saya, maka selamanya kamu tidak akan pernah sakit perut’.  Hal ini membuktikan, bahwa dari segi jasadpun, Rasulullah itu suci”, tutur Kiai Mahsun. 

Kedua, khasiat orang yang merayakan Maulid Nabi akan diberikan kebahagiaan secepatnya. Sehingga apapun yang terkait dengan Maulid Nabi, ritual-ritual di dalamnya, banyak manfaat dan barokahnya. 

Untuk menambah kecintaan kepada Rasulullah SAW dan para Muassis NU, Kiai Ma’sum kembali bersholawat yang diiringi syair di tengah-tengah tausiyah beliau : “Kiai Hasyim Asy’ari Pendiri NU, Kiai Wahab Hasbullah yang menggagas NU, Kiai Kholil yang mengizini NU, Kiai Ridwan Abdullah yang menciptakan lambang NU”. 

Tausiyah berikutnya disampaikan Nyai Hj Hayyinah dari Lumajang, santri Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Kraksaan Probolinggo. 

Diawali dengan pembacaan Shalawat Nabi, Nyai Hj Hayyinah memulai tausiyahnya. Beliau menganjurkan kepada para hadirin untuk banyak-banyak membaca shalawat. 

“Setiap hari membaca 1000 shalawat, karena 1 shalawat akan dibalas 10 rahmat, 1 shalawat akan menghapus 10  kejelekan. Sholawat yang dibaca juga akan mengharmoniskan rumah tangga. Istiqamahkan dalam membaca shalawat supaya mendapatkan ridha dari Allah SWT dan menambah mahabbah kepada Rasulullah SAW,” tuturnya. 

Hj Hayyinah juga memberikan anjuran saat pembacaan shalawat qiyam, agar menyempatkan untuk berdoa yang dikhususkan kepada anak cucu supaya selamat dunia akhirat. Beliau juga mengingatkan tentang bahaya ghibah, ujub dan riya’. Penyakit hati ini harus dihilangkan supaya amal kebaikan yang dilakukan diterima oleh Allah SWT.

Beliau mengakhiri tausiyahnya dengan membaca shalawat yang diiringi dengan syair : “Siang bekerja untuk mencari nafkahnya. Malam ibadah untuk Tuhannya. Dijaga sholat lima waktunya. Jangan sampai lupa sholat jama’ahnya”.

Meski cukup lama, Maulid Nabi yang diawali dengan Pembacaan Shalawat dari Jamiatul Hadrah PAC Muslimat NU Taman Krocok, pembacaan Shalawat Nariyah dipimpin KH Ma’sum, yang dilanjutkan dengan sambutan dan ceramah agama itu, tidak membuat jama’ah Muslimat NU beranjak dari tempatnya. Mereka terlihat sangat antusias hingga acara berakhir. (*)


Kontributor : Retna Nareswari Azzahra

Editor : Muhlas/ Ratih

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN