'Pelajar NU Back To Pesantren' Sebuah Wacana Pengukuhan Identitas IPNU-IPPNU

Ilustrasi, Pentingnya IPNU-IPPNU mengkaji tentang Fenomena-fenomena ke kinian (Foto : Tim Kreatif) 
Banyak sudah hal-hal telah dicanangkan. Semenjak H-3 minggu, beberapa planning diupayakan untuk segera terealisasikan, agar nantinya rangkaian acara berjalan sesuai rencana awal. 

Akan tetapi, karena basis yang harus dikedepankan oleh Pelajar NU adalah Pesantren, Maka, acara harus dialokasikan di pondok pesantren. 

I'tiqad rekan-rekanita IPNU dan IPPNU memilih Pondok Pesantren Khunuzul Imam Kauman 2, yang berada di Gang 4, Sekarputih, Bondowoso sebagai tempat yang cocok untuk acara IPNU dan IPPNU.

Selain memiliki fasilitas yang memadai untuk acara besar, Pondok Pesantren tersebut juga sering ditempati dan menjadi central untuk melakukan sebuah kegiatan, Baik di ranah Pelajar (IPNU dan IPPNU), Mahasiswa (PMII), hingga Organisasi Kemasyarakatan tertinggi yaitu Nahdlatul Ulama. 

Baca Juga : 

Dengan pemilihan pesantren sebagai tempat kegiatan-kegiatan organisasi, Pelajar NU akan semakin kuat untuk mengingat kiprah Pesantren dalam tubuh organisasi IPNU-IPPNU. Oleh karena itu, Pelajar NU harus bisa mengisi disetiap lini yang ada di pesantren. 

Bahkan jika ingin meluas lagi posisi-posisi yang lebih urgent, pelajar NU harus berani masuk dan berperan di berbagai lembaga baik yang ada di birokrasi pemerintahan maupun dinas dan lain sebagainya.

Namun yang lebih penting, haluan gerak pelajar NU yang harus diambil tidak lepas dari nilai-nilai Pesantren. Terlebih, rata-rata orang-orang yang berperan di Pelajar IPNU dan IPPNU ini adalah santri. Mereka pulang ingin punya wadah yang bisa menampung potensi ataupun passion dalam dirinya. 

Dengan begitu, regenerasi, proses dan perjuangan terus sambung menyambung. Maka, sangat penting kiranya Talkshow Pelajar terlebih khusus kepada Pelajar NU ke depan. 

Talkshow Pelajar selain menambah wawasan ditengah hiruk piruk perkembangan zaman, juga bermanfaat untuk menangkal paham-paham yang bisa membawa mereka kepada produk yang tidak sesuai ajarannya. 

Oleh karena itu, di era 5.0 ini nantinya Pelajar NU harus bisa mengoperasikan dua dunia, yakni dunia nyata dan dunia virtual. Keterlibatan kader IPNU dan IPPNU dalam dua dunia tersebut diharapkan dapat menyelamatkan masyarakat secara luas dari faham-faham yang tidak jelas (Transnasional). 

Hal tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Narasumber Talkshow Pelajar yang bertempat di Khunuzul Imam, yaitu Ning Kholida Ulfi Mubaroka. 

Dalam penyampaiannya dia mengatakan, di Era Society 5.0 ini manusia dengan teknologi akan memiliki hubungan yang sangat erat, Bahkan, seperti satuan yang tidak bisa dipisahkan. Akan tetapi, yang harus dipegang dan dijadikan prinsip yang kuat adalah bagaimana seorang pelajar NU mampu memanfaatkan dan mencari peluang disetiap situasi, bukan justru yang dimanfaatkan dan terlena oleh perkembangan zaman.

Tentu, hal tersebut sangatlah menarik untuk menjadi kajian kader-kader Pelajar NU. Maka, wacana 'Pelajar NU Back To Pesantren' juga bisa dikaitkan dengan sebuah analogi Pelajar NU harus bisa menempatkan dirinya sebagai santri sekaligus juga bisa memanfaatkan teknologi terlebih banjirnya informasi seperti saat ini. 


Penulis : Maulana Haris 

Editor : Gufron

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN