Ketua PC Fatayat NU Bondowoso Sebut Kriteria Pemimpin dalam Seminar Kepemimpinan Kampus At-Taqwa Bondowoso

Tingkatkan jiwa kepemimpinan pada mahasiswa HMPS MPI Gelar seminar kepemimpinan
Menjadi pemimpin tidak cukup hanya bermodalkan keberanian saja. Ada banyak kriteria yang harus dicapai seseorang untuk dikatakan sebagai pemimpin.

Seperti yang disampaikan oleh Hj. Nur Diana Kholidah, SQ. S.Ag, Ketua PC Fatayat NU Bondowoso dalam acara Seminar Kepemimpinan dengan tema "Peran dan Tantangan Mahasiswa Sebagai Penerus Kepemimpinan dalam Menghadapi Era 5.0" yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di Aula Kampus STAI At-Taqwa Bondowoso, Kamis (17/06).

Dalam materinya Hj. Nur Diana Kholidah, SQ. S.Ag menyebutkan bahwa pemimpin adalah sesuatu yang menarik orang lain untuk mengikutinya.

"Kalau ada pemimpin tidak diikuti atau tidak mempunyai daya tarik untuk diikuti, maka ia tidak pantas dijadikan pemimpin," paparnya.

Ketua PC Fatayat NU Bondowoso ini juga menjelaskan bahwa antara pemimpin dan pimpinan memiliki perbedaan, apalagi dengan kepemimpinan.

Baca Juga :

"Pemimpin itu diikuti karena keteladanannya, sedangkan pimpinan diikuti karena otoritas yang dimilikinya, jabatan. Kalau kepemimpinan adalah proses yang mengantarkan kepada pemimpin dan pimpinan," lanjutnya.

Ning Dien sapaan akrab Ketua PC Fatayat NU Bondowoso ini menyatakan di akhir materinya bahwa jika ingin menjadi pemimpin yang baik, maka jadilah pengikut yang baik.

Suasana ruangan saat seminar kepemimpinan berlangsung
"Good leader good follower. Pemimpin yang baik adalah pengikut yang baik," pungkasnya.

Selain Ning Dien yang hadir sebagai narasumber, turut hadir Ubaidillah Afief, M.Pd.I sebagai narasumber pula di Seminar Kepemimpinan yang dihadiri oleh segenap mahasiswa program studi MPI, mulai dari semester 2, semester 4 dan semester 6 kampus STAI At-Taqwa Bondowoso.

Sebagai narasumber, Ubaidillah Afief menjelaskan bahwa pemimpin jangan hanya dimaknai sebagai jabatan belaka karena setiap diri manusia adalah pemimpin.

"Siapapun anda adalah pemimpin, baik untuk diri sendiri mau pun orang lain," paparnya.

Lanjut Baca : 

Lebih lanjut, Ubaidillah yang juga alumni PMII IAIN Jember mengatakan bahwa menjadi pemimpin ada yang memang memiliki bakat sebagai pemimpin dan ada juga yang karena mengasah diri untuk menjadi pemimpin.

"Orang yang punya bakat menjadi pemimpin kalau tidak diasah kembali bakatnya, maka bisa jadi tidak akan menjadi pemimpin bahkan akan kalah dengan orang yang tidak punya bakat tetapi bersemangat untuk mengasah dirinya menjadi seorang pemimpin," tambahnya, mengakhiri.

Seminar Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh HMPS MPI STAI At-Taqwa Bondowoso ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan demi memenuhi kebutuhan mahasiswa program studi MPI untuk menjawab tantangan di era society 5.0.

Muhammad Noval, Ketua Panitia menyampaikan bahwa yang melatarbelakangi tema kegiatan ini adalah karena rasa tanggung jawab dari mahasiswa dewasa kini yang mulai menurun disebabkan adanya media sosial.

"Media sosial tidak dimanfaatkan oleh mahasiswa hari ini, makanya adanya tema ini untuk mengangkat jiwa kepemimpinan yang ada di dalam diri mahasiswa, khususnya mahasiswa prodi MPI," katanya dalam sambutan.

Lebih lanjut, Noval menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan mahasiswa program studi MPI agar lebih berperan dan mampu menghadapi berbagai tantangan di era society 5.0.

"Selain itu, juga bagaimana caranya mahasiswa untuk mengantisipasi tantangan-tantangan yang ada di masa selanjutnya agar mahasiswa saat ini bisa menjadi generasi yang mampu memimpin di era society 5.0," paparnya.

Noval berharap, pasca kegiatan ini nantinya mahasiswa mampu menjadi pemimpin yang baik, mampu bersaing, mampu memberi dampak positif terhadap bangsa dan mampu lebih bertanggung jawab lagi. 

Sementara itu, Ketua HMPS MPI, Lubabul Jannah, juga menuturkan bahwa Seminar Kepemimpinan ini juga bertujuan untuk membangun karakter soft skill dan hard skill mahasiswa program studi MPI. 

"Apabila soft skill dan hard skill terbentuk, nantinya mahasiswa akan memiliki jiwa kepemimpinan dalam setiap bidang pekerjaan atau usaha yang akan dilakukan," jelasnya. 

Ketua HMPS MPI yang kerap disapa Luba ini juga menyinggung masuknya era society 5.0. Menurutnya, di era society 5.0 ini manusia dihadapkan dengan masa yang cepat berubah dan serba tidak pasti yang ditandai dengan hilangnya pekerjaan dan kompetensi.

Ia menyebutkan bahwa ada salah satu ilmuan yang mengatakan dalam 10 tahun ke depan ada 23 juta lapangan pekerjaan di Indonesia yang akan digantikan dengan otomasi, yang lebih banyak berasal dari lulusan perguruan tinggi sementara pekerjaan yang akan dimasuki hilang dalam waktu yang semakin lama semakin cepat. 

"Oleh karena itu, perlu kiranya diadakan kegiatan seminar ini untuk menjawab tantangan mahasiswa di era 5.0," katanya, menjelaskan.

Di penghujung sambutannya, Luba berharap, kegiatan ini tidak hanya berakhir dalam ruangan melainkan juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai tindak lanjut.

"Saya juga berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahun dengan semakin baik lagi agar kampus STAI At-Taqwa Bondowoso mampu mencetak lulusan mahasiswa yang kualitasnya tidak dapat diragukan lagi," pungkasnya.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Waka 3 Bidang Kemahasiswaan STAI At-Taqwa Bondowoso, Dr. Ahmad Fawaid, S.Pd.I, M.Pd.I, Ketua Program Studi (Kaprodi) MPI, Abdul Goffar, S.Pd.I, M.Pd.I dan segenap civitas akademika STAI At-Taqwa Bondowoso.

Atas nama Ketua STAI At-Taqwa Bondowoso yang tidak bisa hadir dalam kegiatan ini, Dr. Agus Fawait, S.Pd.I, M.Pd.I, Waka 3 Bidang Kemahasiswaan STAI At-Taqwa Bondowoso mengungkapkan rasa kebanggaannya karena bisa menghadirkan dua narasumber hebat dari NU di kampus santri dan kampus pergerakan yakni STAI At-Taqwa Bondowoso.

"Narasumber kita hari ini adalah generasi muda NU yang kompeten dalam bidangnya. Sahabat Ubaidillah ini adalah sahabat pergerakan saya pada masanya. Ia aktivis PMII di IAIN Jember dulu. Narasumber yang kedua Hj. Nur Diana Kholidah juga seorang perempuan yang hebat dan saat ini menjabat sebagai Ketua PC Fatayat NU Bondowoso," ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus Fawait menyebutkan bahwa STAI At-Taqwa Bondowoso mengapresiasi setinggi-tingginya atas terlaksananya kegiatan yang memang menjadi kebutuhan mahasiswa dalam menghadapi dan menjawab tantangan di era society 5.0 ini.

"Kegiatan yang sealur dan sealir ini sangat sesuai dengan prodi MPI yakni nantinya akan diajarkan bagaimana memahami kepemimpinan dan bagaimana pengimplementasiannya di era society 5.0," lanjutnya.

Selain itu, Agus Fawait juga mengungkapkan bahwa bukan hanya rindu saja yang berat melainkan menjadi pemimpin juga berat dan bukan hanya dirinya saja yang harus merasakan.

"Kalian adalah pemimpin dalam setiap lini kehidupan. Maka, bukan rindu saja yang berat seperti kata Dilan. Menjadi pemimpin juga berat dan kalian harus mempersiapkannya mulai sekarang apalagi kita sudah memasuki era society 5.0," tegasnya.

Selanjutnya, Agus Fawait menyampaikan, besar harapan kegiatan ini dapat diketuktularkan dan diimplementasikan secara bersama-sama demi terwujudnya pemimpin yang siap menghadapi dan menjawab tantangan era society 5.0.


Penulis : Muhlas

Editor : Gufron

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN