Dampak Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja; Memperkuat atau Mengganggu?

Dampak Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja; Memperkuat atau Mengganggu? (Foto: Istimewa)

Wartanu.com - Dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja merupakan topik perdebatan yang sedang berlangsung di era digital saat ini. Sementara beberapa orang berpendapat bahwa media sosial menyebabkan gangguan pada kesehatan mental remaja, seperti kecemasan, rendah diri dan patah hati.

Oleh karena itu, saya dan beberapa orang lainnya berpendapat berbeda dengan asumsi publik saat ini untuk terus mendukung massifnya media sosial yang justru memperkuat kesehatan mental remaja.

Sebab, Isu yang ada saat ini juga menunjukkan kepada kita dampak positif dari penggunaan media sosial untuk menciptakan harapan baru, terhubung dengan orang lain, dan meningkatkan kepercayaan diri remaja.

Hal ini terjadi karena persentase remaja yang menguat karena dampak media sosial, lebih banyak daripada yang tidak.

Terlebih remaja saat ini yang selalu dapat terhubung dengan orang lain melalui media sosial. Sehingga, penting bagi kesehatan mental mereka untuk terlatih dan memahami komunikasi melalui medsos tersebut. 

Dengan situs media sosial, seperti Instagram, Snapchat, dan Tiktok maupun platform media sosial lainnya, remaja dapat terhubung dengan teman dan keluarga, tidak peduli seberapa jauh jaraknya.

Selain itu, para remaja juga dapat menggunakan media sosial sebagai platform untuk berbagi ide dan pengalaman dengan orang lain serta mengekspresikan diri secara kreatif.

Platform media sosial seperti Instagram, Snapchat, TikTok dan lain sebagainya telah mengalami pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir, dengan sebagian besar basis pengguna mereka adalah remaja.

Menurut hasil survei dari Pew Research Center menunjukkan bahwa 95% remaja memiliki akses ke ponsel pintar, dan 81% menggunakan platform media sosial secara teratur. Sehingga, penggunaan media sosial yang meluas ini menyoroti pentingnya media sosial dalam kehidupan sehari-hari para remaja.

Di sisi lain, media sosial juga memiliki risiko yang signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Misalnya isu terhangat yang disebut cyberbullying, telah menjadi isu negatif.

Dalam isu terkini ini remaja melakukan pelecehan dan penyalahgunaan secara online. Selain itu, platform media sosial sering kali mempromosikan gaya hidup yang tidak realistis, yang mengarah pada patah hati dan harga diri yang rendah di kalangan remaja

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan perasaan cemas dan depresi di kalangan remaja.

Kasus-kasus seperti cyberbullying dan pelecehan online di platform media sosial, menyebabkan tekanan psikologis yang signifikan dan trauma bagi remaja yang terkena dampaknya.

Data menunjukkan bahwa dampak penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja memang terkadang menunjukkan pengaruh yang mengganggu seperti patah hati, kecemasan, dan harga diri.

Namun, saya percaya dan berpendapat bahwa dampak positif dari penggunaan media sosial untuk memperkuat kesehatan mental remaja jauh lebih besar. Remaja dapat mengenal lebih banyak orang untuk memperkuat kemampuan sosialnya dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kreatifitasnya dengan media yang ada.

Akan tetapi, semua tergantung bagaimana remaja memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk meng-upgrade diri menjadi lebih baik, sehingga kesehatan mental remaja dapat diperkuat.

Kesimpulannya, penggunaan media sosial bagi kesehatan mental remaja lebih bersifat sebagai penguat mental dibandingkan sebagai distraksi mental. Dari sini, remaja dapat lebih selektif dalam melihat hal-hal yang ada di berbagai media sosial untuk dapat diterima ke dalam dirinya baik yang baru maupun hal-hal lampau yang masih terungkap kembali informasinya ke permukaan.

Sehingga dampak negatifnya dapat dikurangi dengan penerimaan diri secara penuh bahwa tidak ada remaja yang sempurna.

Selain itu, dampak positif dari penggunaan media sosial bagi remaja dapat dengan mudah diakses untuk meningkatkan kesehatan mentalnya. Remaja dapat mengakses media sosial untuk menambah koneksi, teman, bahkan keterampilan untuk terus belajar.***


Penulis : Muhammad Rafi Sofyan Putra, Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Jember

Editor : Muhammad Nur Haris

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN