Ikhtiar dan Tawakkal; Sebuah Perjuangan Melawan Sakit

Ilustrasi, Ikhtiar dan Tawakkal; Sebuah Perjuangan Melawan Sakit
Bukan hanya ujian sakit yang saya terima waktu itu, tapi juga ujian meninggalnya Mbah Buyut. Saya tidak memberi penghormatan terakhir padanya karena keadaan saya waktu itu sangat lemah.

Jarum infus masih tertancap di tangan. Satu pekan sudah saya lewati dan akhirnya jarum infus itu pun dibuka. Alhamdulillah sedikit membaik dari sebelumnya.

Saya bisa berjalan ke ruang tamu, kamar, dan halaman walaupun sedikit pusing dan harus ada yang menuntun. Saya bersyukur walaupun masih belum sembuh total.

Bulan April pun berlalu dan keadaan saya semakin membaik. Hanya saja tenaga saya terkuras lantaran tidak makan selama sakit. Awalnya saya memang bisa berjalan sendiri selama seminggu, tapi setelah itu kaki saya terasa sakit sekali. Seperti berjalan di atas jarum.

Baca Juga : 

Saya memutuskan untuk tidak jalan terlebih dahulu karena rasanya memang sakit sekali. Entah berapa lama saya terbaring di kasur, tidak jalan. Intinya, selama itu, saya hampir tidak punya semangat untuk bisa jalan lagi.

Keluarga, khususnya ibu, terus menghibur dan memberikan semangat untuk sembuh. Alhasil, saya mencoba jalan walaupun dituntun. Terlihat seperti anak kecil yang baru belajar jalan memang, tapi mau bagaimana lagi. Ujian ini harus saya terima dengan lapang dada.

Tiap pagi saya rendamkan kaki dengan air hangat. Setelah itu belajar jalan di taman dekat rumah. Taman Magenda namanya. Di sinilah saya belajar jalan ditemani ibu yang selalu memberikan semangat untuk melawan rasa sakit.

“Sabar dan yakin akan sembuh,” katanya sambal mengajariku jalan.

Dorongan kuat untuk sembuh dari ibu membuat saya selalu bersemangat untuk sembuh. Selain merendamkan kaki dengan air hangat, saya juga mengonsumsi susu tulang tiap pagi dan malam untuk menguatkan tulang kaki.

Alhamdulillah, ikhtiar saya membuahkan hasil. Pas dua bulan lamanya saya sembuh, tapi belum sembuh total. Saya senang karena sudah bisa jalan tanpa dituntun secara terus menerus oleh ibu. Semakin hari semakin membaik saja keadaan saya dan alhamdulillah seluruh ikhtiar, dukungan kuat untuk sembuh dari ibu dan tawakkal pada Allah SWT membuat saya bisa jalan seperti biasanya.

Percayalah sahabat-sahabat, ujian dan cobaan yang kita alami sebenarnya adalah cara Allah SWT menunjukkan rasa kasih saying-Nya. Allah SWT ingin mengangkat derajat hamba-Nya melewati ujian dan cobaan yang diberikan.

Baca Juga : Jajaran Pengurus, Lembaga dan Banom NU Jalani Vaksinasi Covid-19

Ketika mendapatkan ujian dan cobaan, kita hanya bisa berikhtiar kemudian pasrah kepada Allah SWT karena Allah SWT-lah yang mengatur segala sendi kehidupan. Selain itu, kita juga harus bersabar atas segala ujian dan cobaan. Jangan pernah mengeluh karena Allah SWT tahu kapan kita harus bahagia. Percayalah, rencana-Nya lebih indah daripada rencana hamba-Nya.

Terima kasih pada seluruh sahabat yang telah mendoakan kesembuhan untuk saya. Tetap jaga kesehatan karena tanpa hidup yang sehat kita tidak akan sempurna beribadah kepada Allah SWT, bersosial dan lain sebagainya.


Penulis : Veny Murni Mima Rania

Editor : Muhlas

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?