Menghapus Tangis Ibu Pertiwi

Sabilil Muttaqin, Siswa MA ATQIA Bondowoso

"_Merdeka!!!_" . Inilah jargon yang di laungkan di seluruh pelosok negeri oleh rakyat pribumi. Betapa senang hati para pejuang kemerdekaan pada saat itu. Di balik kemerdekaan yang telah dicapai, banyak tetesan keringat, darah, air mata, serta nyawa yang lenyap demi meraih kemerdekaan Indonesia. Mulai dari tokoh adat, panglima, rakyat, dan para pemuda bersatu untuk memperoleh kemerdekaan yang menjadi cita cita.

Tepat 17 Agustus 1945. Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, semua bergotong royong untuk mempersiapkan agenda kemerdekaan. Namun, niat busuk serdadu belanda berusaha menggagalkan kemerdekaan kita.

Serdadu belanda menghalangi jalan, dan menutup akses ke Lapangan Ikada tempat untuk dilaksanakannya proklamasi.

Bersyukur, berkat tokoh pemimpin yang sigap dalam menghadapi masalah. Rencana busuk serdadu belanda dapat diatasi dengan mengganti lokasi proklamasi kemerdekaan dari Lapangan Ikada ke kediaman bapak Ir. Soekarno.

Tepat pukul 10.10 WIB. Ir Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

"_ Merdeka!!!, Merdeka!!!, Merdeka!!! _" Menghiasi langit Nusantara.

Namun, beberapa pekan setelah indonesia memancarkan mutiara kemerdekaannya. Serdadu masih saja mau merampas kembali kemerdekaan kita. Betapa biadabnya mereka!!!. 10 November 1945 tepatnya. Mereka meluncurkan kebiadabannya melalui jalur darat, laut, serta udara. Para pejuang kemerdekaan pun menghadapi serangan itu dengan marah.

Banyak nyawa melayang, genangan darah seakan menceritakan kisah tragis saat itu. Namun, serdadu tetap saja mau merenggut kemerdekaan kita.

Dengan hadirnya Bung Tomo,  membuat suasana semakin menggelegarkan. Para pejuang memanjat hotel Yamato untuk merobek warna biru pada bendera serdadu belanda. Hidup atau mati, semua memanjat hotel yamato itu. Walau nyawa melayang, disanalah titik diakuinya kemerdekaan kita. ucap salah satu pejuang kemerdekaan.

Sungguh kejam, serdadu belanda dengan kejamnya menembakkan peluru kepada para pejuang yang berusaha merobek bendera belanda. Namun, serdadu belanda kali ini tidak bisa mengkutik kemerdekaan kita lagi. Bendera serdadu berhasil dirobek oleh para pejuang, walaupun banyak nyawa yang berguguran.

Kini kemerdekaan Indonesia telah diakui dunia, tak ada sepihak pun yang mampu mengkutik kemerdekaan. Namun, apakah definisi kemerdekaan yang sebenarnya.

Dilihat dari kronologi memang benar kita sekarang telah merdeka. Namun, tidak seutuhnya kita menikmati cahaya kemerdekaan itu.

Disisi lain kita saat ini masih dijajah oleh dunia maya.

Sebenarnya banyak keuntungan yang kita dapat dari akses di dunia maya, namun banyak juga hal negatif yang akan kita rangkul.

Salah satu dampak yang terjadi ialah banyak para pemuda yang mengidolakan film film yang sedang trending di dunia maya, Kpop, atau Drakor misalnya. Hal itu sih wajar - wajar saja. Namun yang menjadi permasalahan per hari ini, pemuda generasi penerus bangsa berada di zona penjajahan akan popularitas di dunia maya itu sendiri. Lantas, banyak di kalangan remaja milenial yang meniru secara keseluruhan akan idolanya. Sehingga mereka melupakan kewajiban utamanya untuk belajar.

Nah, kita ini adalah pahlawan masa kini. Sebagai pahlawan Masa kini kita perlu berusaha mengendalikan diri akan hal-hal yang berbau penjajahan. Salah satunya kita harus bijak dalam mengakses hal di dunia maya dan internet.

Kita perlu cinta terhadap produk buatan indonesia, dan cinta terhadap Bumi pertiwi ini.

When our sense of nationalism fades, the motherland will cry lamenting the fate of the country she is fighting for .

Oleh karena itu, ayo!!! generasi penerus bangsa. Satukan hati , satukan tekad, dan satukan jiwa untuk Indonesia jaya.

Kita Pahlawan Masa Kini, NKRI Harga Mati!!!


Penulis : Sabilil Muttaqin

Editor : Haris

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN