Peringati Harlah NU ke-98, PC PMII Bondowoso Adakan Istighasah Akbar dan Tausiyah Kebangsaan

PC PMII Bondowoso, mengadakan istighasah akbar
Dalam rangka peringati Harlah NU Ke-95, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Bondowoso, mengadakan Istighasah bersama dan tausiyah kebangsaan dengan tema "Menyongsong Satu Abad, Meneladani Muassis Menuju Kemandirian NU" yang bertempat di Graha PMII Bondowoso, Senin malam, (01/03) 

Ketua umum PC PMII Kabupaten Bondowoso, Saiful Khoir, menyampaikan, momentum Harlah NU sangat cocok untuk dijadikan waktu bagi para kader untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

"Mari jadikan momentum Harlah ini untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT," kata Khoir ditengah-tengah sambutan

Syaiful Khoir, Ketua umum PC PMII Kabupaten Bondowoso saat mengisi sambutan
Dirinya mengatakan, sebagai mahasiswa dan kader pergerakan yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah, sudah semestinya untuk menjalankan fungsi mahasiswa sebagai, Agent of Chang dan Agen of Control sesuai dengan Tri Motto PMII. 

Baca juga : 

"Sebagai kader organisatoris yang lahir dari rahim NU, langkah kita harus sesuai dengan Tri Motto PMII yakni dzikir, fikir dan amal Sholeh (implementasi)," paparnya. 

Sementara itu, Pengurus Wilayah Majelis Dzikir dan Shalawat (PW MDS) Rijalun Anshar Jawa Timur, Ust. Mathlubur Risky, turut hadir dalam acara tersebut dan memberikan Tausiyah Kebangsaan. 

Dalam tausiyahnya Ia menyampaikan, kader PMII harus bangga dengan terus ikut dan berproses di organisasi yang berada dibawah naungan NU ini. 

Menurutnya organisasi yang dicintainya itu mempunyai sanad yang jelas dan bersambung dengan para Guru, para Muassis NU dan bermuara kepada Nabi Muhammad SAW. 

"Organisasi kita ini bersambung kepada guru kita, gurunya guru kita dan bersambung kepada Nabi Muhammad SAW," ungkapnya. 

Tak segan-segan Pengurus Wilayah Majelis Dzikir dan Shalawat itu mengingatkan, bahwa PMII kedepannya harus selalu menanamkan nilai-nilai keislaman ala Ahlussunnah wal Jama'ah dalam setiap pola perjuangannya. 

Ust. Mathlubur Risky, PW MDS bRijalun Anshar Jawa Timur ketika mengisi Tausiyah kebangsaan
"Malu, jika perjuangan kita tidak sama dengan perjuangan para leluhur, tidak sama dengan pengorbanan para muassis NU dalam memperjuangkan organisasi ini," tegasnya memotivasi. 

Sangat detail Ust Mathlubur Risky dalam mentransfer wawasan kebangsaan. Dalam penyampaiannya, kalimat 'Hubbul Wathon Minal Iman' dalam manuskrip karya Syaikhona Cholil Bangkalan, harus diartikan dengan benar. Karena itu akan menjadi pegangan organisasi pergerakan untuk ikut andil dalam mempertahankan dan menjaga keutuhan NKRI. 

"Kita harus cerdas memaknainya, agar organisasi ini bisa terus ikut andil dalam mempertahankan negara dan mencintai negara. Dengan begitu, kita termasuk meneruskan  perjuangan beliau para muassis Nahdhatul Ulama," Jelasnya. 

Tidak lupa Ust Mathlubur Risky menyampaikan, mengingat bulan ini memasuki memasuki tiga bulan yang dimuliakan yakni Rajab, Sya'ban dan Ramadhan. 

Dirinya mengibaratkan bulan Rajab moment untuk menanam kebaikan, dibulan Sya'ban untuk merawat kebaikan dan dibulan Ramadhan lah setiap orang yang menanam dan merawat kebaikan akan memanennya. 

Menurutnya, Salah kapra, katika di bulan ramadhan baru menanam kebaikan. Sedangkan, di bulan Rajab dan Sya'ban tidak melakukan apa-apa.

"Maka jadikan tiga bulan kedepan ini menjadi simbol pergerakan untuk terus menumbuhkan kebaikan. Maka, jangan sampai melupakannya agar kelak pergerakan kita diakui dan bersama para muassis," tutupnya. 


Penulis : Haris

Editor : Gufron

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN