Pegang Teguh Amanah KH Shalahuddin Wahid, Kiai Azaim Ajak Seluruh Pihak Jaga Persatuan NKRI

KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo (Foto : Istimewa) 
Warga Nahdliyyin dihebohkan dengan beredarnya Berita Acara Penyusunan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama (PB KKNU) 1926. Tertera dalam Berita Acara tersebut, bahwa PB KKNU 1926 telah disusun di Pondok Pesantren Haq An-Nahdliyah Desa Pademonegaro, Sukodono Sidoarjo, pada Sabtu, 25 Juli 2020.

Bukan hanya itu, beredar pula cuplikan video yang menyebutkan bahwa KKNU memiliki badan hukum dan susunan kepengurusannya telah terbentuk. Ini seperti yang terlihat dalam siaran Front TV (15/11), KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab, yang kerap disapa Gus Aam mengatakan bahwa KKNU telah dilembagakan. 

"Jadi di KKNU ini ada Rois Aam nya, ada ketua Umumnya, ada sekjennya, saya Sekjennya," ucap Gus Aam dalam edaran video itu. 

Sekjen KKNU itu juga mengklaim, bahwa KKNU sudah terlembagakan dan mempunyai payung hukum, sehingga setara dengan PBNU.

Susunan Pengurus Besar KKNU yang beredar mencantumkan banyak tokoh, ulama dan para kiai. Salah satu tokoh karismatik yang namanya tercantum dalam susunan pengurus KKNU adalah KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo. 

Namun, Kiai Azaim dalam surat resmi Pesantren Sukorejo yang juga beredar di berbagai group WhatsApp mengklarifikasi beredarnya susunan pengurus KKNU itu. 

Tertulis dalam surat resmi Pesantren Sukorejo, bahwa dirinya (Kiai Azaim) akan selalu mengemban amanah dari Alm KH. Shalahuddin wahid, dimana gerakan KKNU dilakukan secara kultural, bukan struktur kelembagaan. 

Kiai Azaim juga menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah terikat dengan kepengurusan KKNU. 

"Saya tidak terkait dengan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926," tulisnya dalam surat resmi yang dikeluarkan oleh Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo tertanggal 26 November 2020. 

Selain itu, beliau juga memastikan tetap memegang teguh amanah alm KH Shalahuddin Wahid, dimana gerakan khittah dilakukan secara kultural, bukan dalam struktur kelembagaan. Kiai Azaim juga mengimbau seluruh pihak untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan NKRI, umat Islam, dan khususnya sesama warga NU.

Baca juga : 

Adapun surat klarifikasi selengkapnya sebagai berikut :

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sehubungan dengan beredarnya “Berita Acara Penyusunan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926” yang mencantumkan nama KH. Azzaim Ibrahimi Situbondo sebagai Rais Pengurus Besar Komite Khittah NU masa khidmat 2020-2025, kemudian beberapa alumni, wali santri, dan simpatisan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo mempertanyakan kebenaran kabar tersebut. Dengan ini saya perlu menjelaskan sebagai berikut:

  1. Bahwa saya tidak terkait dengan Pengurus Besar Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926.
  2. Bahwa saya memegang teguh amanah yang saya terima dari Almarhum KH Shalahuddin Wahid, dimana gerakan khittah dilakukan secara kultural, tidak dalam struktur kelembagaan.
  3. Bahwa saya mengimbau kepada seluruh pihak untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan NKRI, umat Islam, dan khususnya sesama warga NU.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada para masyayikh, dzurriyyah dan tokoh yang berada di dalam komite khittah, saya menyampaikan klarifikasi ini untuk menjadi maklum. 

Demikian, semoga kita tetap mendapat hidayah dan inayah Allah SWT.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Demikian surat klarifikasi Kiai Azaim pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo. (*)


Penulis : Gufron

Editor : Andiono

Diberdayakan oleh Blogger.