Anak Petani Dengan Gelar Imam Al-Suyuti

Iffah Annisa’ Santri PPI Nurul Burhan Putri Al Iffah 2 Badean – Bondowoso, (Foto : Tim Kreatif)
Kasta tak pandang harta dan tahta, semua anak manusia berhak atas mimpi dan impian langitnya, termasuk putra dari seorang petani, yakni Syaikh Wahbah Bin Musthafa Al Zuhaili, semua anak adam mempunyai hak untuk menimba ilmu sedalam dan setinggi-tingginya, termasuk beliau sebagai anak dari seorang petani dan pedagang yang sekaligus hafal Al- quran serta ahli ibadah.

Beliau adalah putra dari pasangan Musthafa Az Zuhaili dan Fathimah binti Musthafa Sa’dah yang dikenal sebagai wanita warak dan berpegang teguh pada syariat islam. Tak ayal jika putra dari keduanya menjadi sosok ulama’, cendekiawan muslim yang berpengaruh pada dunia islam pada abad ke-20.

Namanya sejajar dengan tokoh-tokoh ahli tafsir yang telah berjasa dalam keilmuan islam abad ke-20, seperti Tahir Ibn Asyur pengarang tafsir Al Tahrir wa Al Tanwir, Said Hawwa pemilik Al Asas Fi Al Tafsir ataupun Sayyid Qutb dengan Fi Zilal Al Qurannya.

Baca Juga :

Latar belakang dari ilmu agama yang diperoleh langsung dari sang ayah, Musthafa Zuhaili, mulai duduk dibangku Ibtidaiyah sampai menengah beliau menempuh pendidikan dikampung halamannya. Kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Damaskus fakultas Syariah tahun 1953 M.

Syaikh Wahbah pun meraih gelar doktor dalam bidang Syariah di Universitas Al Azhar Kairo, pada waktu yang bersamaan beliau juga menempuh pendidikan di fakultas hukum Universitas Ain Syams tahun 1957 M. Tugas pertama Syaikh Wahbah setelah menuntaskan tugas doktornya adalah menjadi staf pengajar di fakultas Syariah Universitas Damasukus tahun 1963 M, kemudian menjadi asisten dosen tahun 1967 M dan menjadi professor tahun 1969 M di Universitas Damaskus.

Atas segala kesabaran dan kegigihan selama berjuang menuntut ilmu, Allah karuniakan segudang ilmu serta gelar Pendidikan yang membuat derajatnya terangkat berkat kemulian ilmu yang diperoleh Syekh Wahbah. Rahasia kesuksesannya cukup sederhana, yakni kesungguhan menekuni pelajaran dan menjauhkan diri dari hal yang mengganggu dalam belajar.

Motto hidupnya “Sesungguhnya, rahasia kesuksesan dalam hidup adalah membaikkan hubungan dengan Allah” karena ketika seorang hamba menjadikan agama dan Allah satu-satunya tumpuan dalam hidup maka tenanglah hidupnya. Dan Allah langsung yang akan mengatur dan menuntun hidupnya dalam bingkai kemuliaan.

Said Ramadhan Al-Bufi adalah sosok cendekiawan muslim yang mengakui kelebihan Wahbah Zuhaili sebagai seseorang yang gigih mengarang kitab, terutama ketika menyiapkan tafsir al-munir sebanyak 16 jilid dalam masa 5 tahun semasa bertugas di Uni Emirat Arab (UAE).

Selain mempunyai pribadi yang gigih, Wahbah Zuhaili juga dikenal sebagai sosok cendekiawan muslim yang mempunyai kedisiplinan tinggi, baik dalam manajeman waktu ataupun peraturan. Dengan kedisiplinan tersebut beliau pun mampu mengarang banyak buku dan kitab.

Sejarah mencatat dalam mengarang kitab-kitabnya, Syaikh Wahbah banyak menggunakan waktu shubuh untuk menuangkan pikirannya. Karena baginya waktu shubuhlah yang amat diberkati Allah SWT.

Lanjut Baca :

Syaikh Wahbah dengan julukan imam al suyuti ini juga dikenal sebagai ulama’ yang sangat produktif dalam kajian-kajian keilmuan terutama ilmu syariat dalam bidang fikih dan ushul fikih. Dr. Badi al-Sayyid al-laham menyebutkan terdapat 199 karya tulis Syaikh Wahbah selain jurnal dan juga 500-an karya dalam bentuk karya ilmiah. Keproduktifan Syaikh Wahbah dalam menulis dan mengarang kitab, membuat Dr. Badi al-Sayyid al-laham mengibaratkan dirinya sebagai imam al-suyuti di masa lampau.

Kitab al-fiqh al-islami wa adillatuhu yang telah membawa nama Syaikh Wahbah dalam kancah islam internasional. Kitab monumental tersebut dicetak pertama kali tahun 1984, kitab ini memiliki konten kajian fikih dan ushul fikih yang memilki pembahasan yang luas, bahasa yang jelas serta sistematis. Penyertaan dalil-dalil dan rujukan yang lengkap dengan kualitas penjelasan hadis didalamnya menjadikan kitab dari beliau dijadikan bahan rujukan penting di pesantren-pesantren maupun perguruan tinggi.

Diantara karya-karya beliau yang terpenting adalah Al-fiqh al-islami wa Adillatuhu, Al-tafsir al-munir, al-Fiqh al-islami  fi Uslubihi al-Jadid, Nazariat al-Darurah al Syari’ah, Usul al-Fiqh al-islami, al-Zara’i fi al-Siyasah al Syar’iyyah, al-Alaqat al-Dauliyah fi al-islami, dan al-Fiqh al-Hanbali al-Muyassa.

 

Penulis : Iffah Annisa’ Santri PPI Nurul Burhan Putri Al Iffah 2 Badean – Bondowoso

Editor : Gufron

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN