Praktisi Ruqyah Aswaja Bersaudara dan Manfaat Ruqyah

Dua Organisasi Praktisi Ruqyah Aswaja, JRA dan KBRA foto bersama di Mushalla Ustadzah Ummi Salamah / H Ahmad Syafi'i, Ramban Kulon, Kecamatan Cermee

Praktisi Ruqyah Aswaja terdiri dari 2 lembaga, yaitu Jam’iyah Ruqyah Aswaja (JRA) serta Keluarga Besar Ruqyah Aswaja (KBRA). Meski beda nama, sejatinya, kedua lembaga ini “saudara dunia akhirat”. Hal ini tentu saja sesuai dengan adanya Nota Kesepahaman antara pendiri kedua lembaga, yaitu Pendiri JRA Gus Allamah Alauddin Shiddiqy bersama Pendiri KBRA Kyai Imron Rosyidi.

Pernyataan kedua pendiri sebagaimana terlihat dari foto pada akun FB JRA, yang menyebutkan bahwa JRA dan KBRA adalah “saudara dunia akhirat”. Bahkan, dalam video pada akun YouTube yang beredar terdapat ikrar yang berbunyi: 

“Bahwa JRA dan KBRA adalah saudara yang bepegang teguh pada akidah, ajaran, nilai dan tradisi Ahlussunah wal Jamaah. Bahwa JRA dan KBRA adalah saudara yang bertanah air Indonesia, berideologi Pancasila, dan berkonstitusi Undang-Undang Dasar tahun 1945. Bahwa JRA dan KBRA adalah saudara yang siap mendarmakan diri dalam jalan dakwah dengan media Thibbun Nabawi, serta berprinsip untuk senantiasa menerapkan ilmu, amal dan tasawuf ala Ahlussunah wal Jamaah”.

Kebijakan para pendiri Ruqyah Aswaja di pusat tentu saja dikuti oleh praktisi di Kabupaten Bondowoso. Tadi malam, Sabtu (7/11) bertempat di mushalla Ustadzah Ummi Salamah, Ramban Kulon, Kecamatan Cermee

Dua praktisi organisasi praktisi Ruqyah Aswaja, JRA yang dikomandai oleh Ust Imam Supriadi dan KBRA dibawah pimpinan Ust Fathorrozi, kembali mengadakan rutinan yang diisi dengan Tawassulan, Rotibul Haddad, serta Doa pembentengan.

Pembacaan Rotibul Haddad, kegiatan rutin JRA dan KBRA Bondowoso di Mushalla Ustadzah Ummi Salamah/H Ahmad Syafi'i, Ramban Kulon, Kecamatan Cermee.

Kegiatan yang memang secara rutin diadakan sebulan sekali ini juga bagian dari konsolidasi praktisi, selain pembahasan evaluasi dan sharing pengalaman. Bahkan tak jarang, sebulan sekali, konsolidasi ini dilanjutkan dengan Ruqyah Massal yang tidak hanya melibatkan warga sekitar lokasi pertemuan, tapi juga kerapkali dihadiri pasien-pasien lain yang membutuhkan penanganan.

“Satu bulan sekali Praktisi Ruqyah Aswaja berkumpul. Dan setiap pertengahan bulan, kegiatan rutin praktisi dibagi dua, zona barat dan zona timur. Praktisi di Tenggarang hingga Maesan dan Wringin masuk daerah Barat. Selebihnya masuk zona timur,” ungkap Ust Ahmad Basri Saifur Rahman, MHI., Pembina Pengurus Wilayah Jam’iyah Ruqyah Aswaja (PW JRA) Jawa Timur.

Manfaat atau khasiat dari Ruqyah Aswaja tentu saja banyak banyak sekali. Ust Basri bercerita (testimoni), bahwa 3 tahun lalu pernah menangani pasien yang menderita suatu penyakit. Berobat sana-sini sudah dijalani, namun tak kunjung sembuh. Bahkan, pengobatan oleh peruqyah Wahabi juga pernah dilakukan. Hasilnya sama, tidak sembuh.

“Ini kasus non medis, bukan sakit biasa. Saya bersama Ketua JRA Bondowoso Ust Imam Supriadi yang akhirnya meruqyah. Alhamdulillah, setelah dua kali penanganan, sembuh total bi-idznillah. Kenapa saya menyampaikan testimoni ini? Karena baru saja saya bertemu dalam persiapan Maulid Nabi di sebuah Mushalla. Dia menyapa sekaligus berterima kasih atas bantuan doa ruqyahnya. Dia juga mengabari dengan berita gembira, bahwa tak lama lagi akan bertunangan. Alhamdulillah, senang sekali kita mendengarnya,” ungkap Ust Basri, senang. (*)


Penulis : Haris 

Editor : Gufron


Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN