Fatayat NU Bondowoso dalam Pengarus Utamaan Gender

Pengurus Cabang Fatayat NU Bondowoso saat menyampaikan verifikasi lapangan atas data yang dikirim oleh DPPKB. 
Sebagai wujud apresiasi NU terhadap kaum perempuan, Fatayat NU yang merupakan organisasi kemasyarakatan mempunyai program bersifat keagamaan, kekeluargaan, sosial kemasyarakatan dan kebangsaan. 

Fatayat NU juga selalu hadir dalam setiap program-program kepemerintahan karena Fatayat NU bukan hanya bagian dari NU, tetapi juga bagian dari bangsa.

Tahun 2000, presiden menginstruksikan dalam INPRES (Instruksi Presiden) No. 9 tentang Pengarus Utamaan Gender (PUG) yang ditetapkan sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. 

Kebijakan tersebut menuntut perempuan untuk berperan dalam berbagai sector pembangunan, termasuk dalam Lembaga Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Fatayat NU mempunyai peran dalam hal ini untuk mewarnai Pengarus Utamaan Gender. Salah satu peran Fatayat NU adalah bagaimana perempuan berdaya dalam segala lini kehidupan.

Baca Juga : 

Gerakan yang menarik dari Fatayat NU adalah pergerakannya yang selalu progresif dalam bekerja sama dengan berbagai aktifitas pelaksanaan program guna mewujudkan Pengarus Utamaan Gender. Gerakan itu dilakukan oleh Pimpinan Cabang Fatayat NU Bondowoso hingga Pimpinan Anak Cabang, Ranting dan Anak Ranting se-Bondowoso dengan menyesuaikan program di tingkat pimpinannya.

Program dan gerakan nyata PC Fatayat NU Bondowoso dalam memberdayakan perempuan merupakan bagian dari pelaksana Pengarus Utamaan Gender yang dilakukan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB Bondowoso. 

Maka, sudah sepantasnya Nur Diana Kholidah, S.Ag, S.Q selaku Ketua PC Fatayat NU Bondowoso dan mewakili ORMAS serta Gender Champion menyampaikan verifikasi lapangan atas data yang dikirim oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) kepada Kementrian Pemberdayaan Perempuan Provinsi yang dilaksanakan di Double Tree by Hilton Surabaya, Senin (15/03).

Verifikasi lapangan Penyelenggara APE ini dihadiri oleh semua kepala OPD, Akademisi, Wakil dari DPRD dan organisasi kemasyarakatan. Dalam kesempatan tersebut, Nur Diana Kholidah, S.Ag, S.Q yang kerap disapa Ning Dien ditemani oleh Wakil Bupati Bondowoso, Bapak Irwan Bahtiar dan jajaran dari Bappeda Bondowoso.

PC Fatayat NU Bondowoso secara bersama-sama mengawal dan melakukan sinergitas dalam pelaksanaan Pengarus Utamaan Gender. Adanya LKP3A (Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) di RSNU Bondowoso merupakan upaya dalam mengkaji isu-isu dan kebijakan publik yang tidak berpihak terhadap kepentingan perempuan dan anak.

Hal lain yang dilakukan oleh LKP3A adalah memberikan konsultasi dan pendampingan pada perempuan dan anak yang mengalami kekerasan dan masalah. Untuk mengatasi hal tersebut, LKP3A menggarap program Poling (Pondok Konseling).

Dalam mengawal kebijakan Pengarus Utamaan Gender, PC Fatayat NU Bondowoso akan melaunchingkan sekolah khusus ibu-ibu (Mother School). Program tersebut bekerja sama dengan Tanoker (Kampung Wisata Belajar Ledokombo) dan WWB (Women Without Borders)-Founding Austria yang concern terhadap penghapusan atau pengurangan ekstremisme, radikalisme dan fundamentalisme.

Program ini masih dalam proses Training Of Trainer Mentor dan Notetakers yang pembelajarannya akan dimulai pada bulan Mei.

Tak ada kata lelah dan berhenti bagi PC Fatayat NU Bondowoso untuk terus berjalan, berkhidmah dalam memberdayakan perempuan dan kemanfaatan ummah. Jayalah Fatayat NU Bondowoso, Majulah Perempuan Bondowoso.


Penulis : Surya Amartika, M.Pd, Ketua II PC Fatayat NU Bondowoso

Editor : Muhlas

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN