Mengenal Lebih Dekat Sosok Pendiri dan Rais Akbar NU

Hadaratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, (Foto : Tim Kreatif)
Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan pada 31 Januari 1926 M / 16 Sya’ban 1344 H kini mau mencapai 96 tahun menurut kalender Masehi atau 99 tahun menurut kalender Hijriah. Artinya, 4 atau 1 tahun lagi NU akan berusia 1 abad.

Sepanjang berdirinya NU, banyak sudah sumbangsih yang diberikan pada NKRI mulai dari pra kemerdekaan sampai hari ini menuju 1 abadnya, NU bertekad membangun kemandirian warga untuk perdamaian dunia.

Sebagai warga, kader ataupun pengurus Nahdlatul Ulama sudah sepatutnya mengenal pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia yang selalu menjadi garda terdepan dalam membela NKRI dan menjaga akidah Ahlussunnah wal Jama’ah ini.

Baca Juga : 

Dikutip dari buku berjudul “Guru Orang-orang Pesantren” yang diterbitkan oleh Pustaka Sidogiri Benteng Ahlussunnah wal Jama’ah, pendiri Nahdlatul Ulama bernama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin ‘Abdil Wahid bin ‘Abdil Halim (Pangeran Benowo) bin ‘Abdir Rahman (Jaka Tingkir atau Sultan Hadi Wijoyo) bin ‘Abdillah bin ‘Abdil ‘Aziz bin ‘Abdillah Fattah bin Maulana Ishaq, ayah Raden Ainul Yaqin, Sunan Giri.

Beliau lebih dikenal dengan sebutan KH Hasyim Asy’ari atau Mbah Hasyim dikalangan Nahdliyyin atau masyarakat seantero Indonesia, bahkan dunia. Ia dilahirkan di desa Nggedang, Jombang, Jawa Timur pada hari Selasa Kliwon, 24 Dzul Qa’dah 1287 H / 14 Februari 1871 M.

Pendidikan KH Hasyim Asy’ari dimulai dari bimbingan ayahnya yaitu mempelajari dasar-dasar ilmu agama dan menghafal al-Qur’an. Setelah belajar pada ayahnya, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ke banyak pesantren termasyhur di daerah Jawa dan Madura ketika sudah berusia 15 tahun.

Jangan lupa Subscribe Channel You Tube kami : Harokah Official

Di antara pondok pesantren yang pernah beliau tempati untuk belajar adalah Pondok Pesantren Wonokoyo Probolinggo, Langitan Tuban, Trenggilis Surabaya, Bangkalan Madura di bawah asuhan Syaikhona Cholil, dan Siwalan Panji Sidoarjo asuhan Kiai Ya’qub yang kemudian menikahkan putrinya, Khadijah, dengan KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1892 M.

Selain itu, KH Hasyim Asy’ari juga pernah menimba ilmu di Mekkah dan beberapa saat setelah istri dan putra pertamanya, Abdullah, meninggal dunia yaitu pada tahun 1309 H / 1893 M, Mbah Hasyim sebutan populernya pergi ke Mekkah untuk ke sekian kalinya. Kepergiannya kali ini untuk kembali melanjutkan pendidikannya di Mekkah dan ditemani oleh adik kandungnya yaitu Anis.

Halaman Selanjutnya (1) (2) (3)

Posting Komentar

Berikan Komentar Untuk Artikel ini?

Lebih baru Lebih lama

IKLAN